Memilih Caleg dalam karung

Pemilu legeslatip tinggal menunggu hitungan hari, masyarakat masih adem ayem tidak larut dalam eforia pesta demokrasi lima tahunan, sebaliknya calon-calon legeslatip kita nulai giat berkampanye atau malah bingung tidak melakukan apa-apa karena memang tidak tahu harus bagaimana ?.

Memang tidak semua caleg bingung tapi ada juga caleg yang dengan mantap mempersiapkan pertarungan diarena coblosan nanti, mulai melakukan pendekatan pendekatan dengan masyarakat yang diklaim bakal mendukungnya dengan melakukan kebaikan-kebaikan yang mungkin belum pernah dilakukan sebelumnya, yang sebelumya caleg yang bersangkutan tidak dikenal di masyarakat dengan tiba tiba memperkenalkan diri sebagai orang asli atau mengaku “bolo dewe” yang pada intinya biar kelihatan lebih familiar lingkungannya.
Ada bahkan para caleg yang dengan percaya diri dengan memasang gambar dirinya berpose diatas kendaraan mewah yang harganya mungkin ratusan juta rupiah dalam ukuran besar, entah apa maksudnya mungkin mereka ingin menunjukkan bahwa dia berkemampuan secara finasial diharap masyarakat akan memilihnya karena mungkin sudah kaya masyarakat akan mempercayainya tidak akan korupsi.
Atau ada juga caleg yang memasang gambar orang tuanya , mungkin sudah almarhum ikut menghiasi poster dirinya mungkin secara psikologis akan memberikan kekuatan terhadap keyakinan masyarakat kalau si caleg adalah anaknya si A yang dulu terkenal sangat baik di masyrakat siapa tau anaknya juga ketularan baik.

Terlepas dari itu semua apa yang dilakukan oleh para calon anggota legeslatip kita, yang menjadi pertanyaan besar adalah seberapa jauh masyarakat mengenal mereka, apa sumbangan yang bermanfaat yang telah diberikan kepada masyarakat, seberapa jauh keterlibatan bakal caleg tersebut dalam kegiatan-kegiatan kemsyarakatan yang mungkin akan diwakilinya. Pada kenyataannnya banyak atau bahkan sebagian besar masyrakat belum faham siapa caleg tersebut, tiba-tiba muncul begitu saja bagaikan sinterklas dengan membawa atribut dari partai tertentu melakukan pendekatan kemasyarakat baik secara personal maupun kelompok memberikan sumbangan sekedarnya dan diakhiri suatu pesan nanti agar memilih mereka.Kalau dipikir lebih jauh sebenarnya caleg akan merebut kursi mereka, akan mewakili siapa dan apa yang akan diperjuangkan kelak bila mereka bisa duduk di DPR, apa mereka mewakili rakyat semua, rakyat yang mana? Rakyat miskin? wong dia bergumul dengan rakyat miskin ya baru-baru saja, atau munkin mereka hanya mewakili diri sendiri !, mungkin itu yang benar.

Mumpung masih ada waktu, mari kita berpikir secara jernih dan rasioanal mari kita kenali caleg yang akan bertarung pilih caleg yang yang benar benar akan membawa perubahan kebaikan untuk daerah kita, jangan pilih caleg yang arogan dengan seenaknya memasang gambar ditempat orang lain, atau jangan pilih caleg yang tidak memperhatikan lingkungan dengan asal menempel gambar ditembok dan dipohon-pohon pinggir jalan, atau jangan juga pilih caleg yang suka pamer hartanya kelak kalau di DPR bukan jaminan mereka tidak akan korupsi, atau munkin kita tidak akan memilih siapa-siapa kalau memang kita tidak kenal mereka , ibarat kata kita ambil kelereng didalam kantong kita tidak tahu akan dapat warna merah atau biru. Jangan pertaruhkan Negara pada segelintir oran-orang yang tidak faham politik dan yang kita percayai atau kita akan menyesal !!!.

Selamat mencontreng !!! jangan salah pilih, baik buruknya daerah kita ada ditangan kita bukan mereka !!!.

0 komentar: